Saturday 10 October 2015

Menara Sayur Akuaponik #1

Sudah lama ingin sekali membuat menara sayur untuk akuaponik, tapi belum kesampaian juga, karena waktu yang sangat terbatas. Dengan membuat menara sayur, harapannya akan lebih menghemat ruang. Meskipun sempit, dengan cara menanam secara vertical, tentu sayuran yang ditanam juga bisa banyak. 
Hingga pada suatu hari entah kapan he..., ada ide untuk membuat menara sayur akuaponik dari menara sayur yang selama ini digunakan untuk menanam dengan menggunakan media tanah. Dari pengalaman selama ini, ketika kami melakukan penyiraman, air tidak meluber keluar, bahkan tanahnya pun demikian, sehingga ada ide untuk mencoba merubahnya menjadi menara sayur akuaponik. 

Ide sudah ada, tapi terkendala ketinggian menara, jika harus menyediakan pompa lagi, rasanya bukan pilihan yang tepat, karena kami ingin tetap berhemat listrik. Jalan yang harus kami tempuh adalah menyesuaikan yang telah ada, jadi kami harus memotong menara menjadi dua bagian, supaya aliran air dari tong pengontrol bisa tetap mengalir.

Tanggal 15 September 2015, ditemani si kesil Dik Tirta, kami mencoba membuat dengan memanfaatkan barang-barang yang ada. Untuk percobaan awal ini, kami ingin melihat bagaimana perkembangan tanaman dengan model menara, apakah tanaman bisa tumbuh dengan baik.  


Bagian bawah menggunakan pot
dan tutup tong biru kecil.


Karena masih mencoba, kami hanya menggunakan busa/kapas filter untuk meletakkan tanaman, dan air yang melewati dinding pralon akan membasahi busa tersebut.


Begini cara kami meletakkannya.


Bagian bawah, memanfaatkan pot tanaman.


Kami menngunakan metode semprot ala "shower" he...


Bagian atas menara ditutup supaya tidak tumbuh lumut, dan
mengurangi penguapan.


Pengairan menggunakan model shower akan menjadi masalah apabila kotoran tidak ter-filter dengan baik. Beberapa hari setelah sistem berjalan, lubang shower tertutup kotoran, dan kami baru mengetahui setelah ada tanaman yang layu pada salah satu sisi.

Hari berganti, dan tak kami duga sayuran bisa tumbuh dengan subur. Kami (saya & istri) sampai heran, hanya dengan mengalirkan air ke dinding pralon supaya membasahi busa/kapas filter ternyata bisa subur. Dari ujicoba menara pertama ini, kami kemudian mengembangkan lagi, tentu dengan menggunakan media yang lain dan cara pengairan yang lain pula. 



Usia 10 hari, usai dipindah.


Usia 25 hari usai dipindah.


15 Oktober 2015

Jujur, saya tak mengira sawi di menara bisa tumbuh subur, tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi. Sawi yang di tanah di pot, bahkan kalah jauh sekali, padahal semua disemai bersama.



Umur 30 hari dari pindah tanam.


Tampak dari atas.


Trimakasih..

Salam Akuaponik.

15 comments:

  1. Mantap mas nanang.. saya mau tanya, itu airnya udh dari vermiponik yak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih Mas Mujahid,..
      Belum Mas, itu langsung dari filter... ember untuk vermi sekarang dipake untuk menanam, karena sisa dapur sekarang untuk makan ayam he...

      Trimakasih

      Delete
    2. Oh gitu..
      Saya mau tanya lagi, mas. Itu bener2 sama sekali gk pake media tanam lain selain busa filter? Busa filternya yg biasa buat aquarium kan?

      Delete
    3. Saya jamin 100%... kalo dilihat dalamnya kosong. Iya Mas, pake busa filter...

      Trimakasih

      Delete
  2. Mas nanang, itu ditanemnya dri biji atw dari bibit tanaman muda?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Disemai dulu di tanah Mas, kalo sudah berdaun 4 atau sekitar 2 minggu baru dipindah...

      Delete
  3. Ganteng iki mas, mumpung blum running tak nunut blajar efisiensi tower sek dsini yah mas :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pake dacron filter akuarium bisa yah, tinggal di sumpelin..lebih murmer drpd rockwool & netpot
      Pralon nya brapa dim mas? Jarak antar lubang brapa cm vertikal & horizontal sebaik nya?

      Delete
    2. Monggo Mas...
      Bisa mas... mengenai media menyesuaikan aja Mas, kebetulan saya punya-nya dacron dan areng hehe... itu 5" pralonnya, jarak antar lubang vertical kalo tidak salah 20 cm, horisontal dari pralon dibagi 4... cara pembuatannya ada di artikel sebelumnya Mas...

      Trimakasih..

      Delete
    3. Nggeh mas, ini dpt dakron di surabaya harga Rp.22.000 per kg yg msh awul2an buat isi boneka, kalo lembaran harga Rp.20.000 1mx1m di toko ikan.
      Itu termasuk tower aeroponik low pressure yah mas? Pupuk/air tetap pake dr sump tank aquaponik kan yah?

      Delete
    4. Wah dah survei harga Mas he...

      Wah gak tau Mas, namanya apa he.... Iya Mas semua dari filter di akuaponik...

      Trimakasih..

      Delete
  4. Mas mau tanya,,untuk pengairannya hanya waktu pagi atau terus"an?
    itu tanaman setelah disemai dan ada daun nya,,akarnya langsung ditutupin busa filter trus dimasukin ke lubang pipa bukan mas?,,karena klo baca sebelumnya,,di dalam pipa kosong,,

    Klo untuk satu tower kya diatas,,untuk pengairan secara aquaponik butuh berapa ikan sih mas supaya tumbuhan cukup nutrisi?,,karena saya terkendala tempat n rencananya ikannya ditaro di box container plastik..


    Trims Mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat siang Mas Dave..
      Pengairan 24 jam mas tanpa henti. iya Mas, Untuk penanaman setelah bibit siap pindah tanam langsung ditutup kapas filter masuk ke pipa, mungkin untuk bahan dan teknik bisa dikembangkan lagi menjadi lebih baik karena model ini sebenarnya bagus karena tanaman bisa bernafas baik.
      Sebenarnya untuk penanaman ada perbandingan, untuk tanaman daun 1:1 (1 ikan : 1 tanaman sayuran daun), nah saran saya gunakan filter (endapan & biologis) sebelum dialirkan ke tanaman dan endapan jangan dikuras.

      Trima kasih.

      Delete
  5. MAS nanang Salam kenal dari Papua... Mau nanya untuk bak penendapan I, bagusnya diisi apa aja?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga Mas Husein...
      Untuk bak pengendapan harusnya tidak diisi apa apa, karena fungsinya untuk memisahkan/mengendapkan kotoran padat dan nanti pada jangka waktu tertentu ketika kotoran sudah menumpuk banyak bisa dikurangi, tapi jangan dihabiskan/dibersihkan sampai bersih.
      Yang perlu diisi media adalah filter biologisnya..

      Demikian Mas Husein, Trimakasih.

      Delete